TIDAK banyak masjid tua di Kabupaten Pati yang masih terlihat mempertahankan arsitekturnya yang kuno. Di antara sedikit masjid kuno yang masih dipertahankan keasliannya adalah Masjid Jami Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Pati. Nuansa tempo dulu masih terlihat pada masjid yang didirikan oleh KH Ahmad Muttammakin itu. Menurut pengurus masjid Desa Kajen, KH Muadz Thohir, renovasi bagian masjid terakhir kali dilakukan pada tahun 1960-an. ”Saat itu hanya bagian samping yang diperbaiki,” tuturnya. Sementara itu dinding bagian depan, sampai saat ini masih tetap menggunakan kayu. Bahkan sebagian kayu yang menjadi bagian bangunan masjid, sudah berusia ratusan tahun. Meskipun sudah dimakan usia, kayu yang mendominasi bangunan masjid masih terlihat cukup kuat. Mengkilap Selain banyak didominasi kayu, nuansa kuno pada bangunan Masjid Kajen juga bisa dilihat pada lantai masjid yang masih menggunakan tegel. Bentuk tegel sederhana di masjid tadi telah berubah menjadi mengkilap, karena umurnya sudah lebih dari seratus tahun. Tidak hanya bentuk bangunannya yang khas. Aktivitas keagamaan di Masjid Desa Kajen juga cukup berbeda dengan masjid kebanyakan. Salah satunya terlihat saat pelaksanaan salat tarawih yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama menjalankan salat tarawih dengan bacaan Alquran sebanyak satu juz. Sedangkan kelompok kedua menjalankan salat tarawih di serambi masjid dengan membaca surat-surat pendek. Salat Jumat di masjid tersebut juga cukup khas. Khatib yang membacakan khotbah di Masjid Kajen biasanya menggunakan bahasa Arab pada semua bagian khotbah, baik khotbah pertama maupun kedua. Waktu khotbah bisanya juga lebih singkat, sehingga jamaah yang tidak segera datang ke masjid setelah mendengar adzan akan ketinggalan mengikuti salat Jumat. Selain untuk salat, di masjid tadi juga sering dijumpai sejumlah santri yang sedang menghafalkan Alquran. Menurut KH Muadz Thohir, saat ini Masjid Kajen dikelola Yayasan Pengelola Makam KH Ahmad Muttammakin. "Belum lama ini dilakukan perbaikan kolah (penampung air) yang menghabiskan ratusan juta, dananya juga dari pengelolaan makam," lanjutnya. Juk-pu.
0 komentar:
Posting Komentar